Larangan Om Maven

1444 Kata

Farah melangkah perlahan, kakinya hampir tidak bersuara di lantai keramik yang dingin. Malam sudah larut, dan hanya cahaya bulan yang samar-samar masuk melalui jendela rumahnya. Lampu di ruang tengah sudah mati, seperti biasa. Itu pertanda bahwa semua orang sudah tidur, termasuk Om Maven yang tinggal bersamanya sejak kedua orang tuanya pergi ke luar negeri. Farah melepas sepatu di depan pintu dan meletakkannya dengan hati-hati di rak. Namun, saat dia baru saja hendak melangkah ke tangga menuju kamarnya, sesuatu membuatnya berhenti. Lampu di ruang tengah tiba-tiba menyala. Jantung Farah berdegup kencang. “Siapa...?” gumamnya pelan, matanya melirik ke arah ruang tengah yang kini terang benderang. Sosok tinggi muncul dari balik sofa, membuat Farah menahan napas. Itu Om Maven. Dia berdir

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN