Kepala Maya terasa pening dan seperti ada kunang-kunang di depan pandangannya begitu Maya membuka pintu apartemen pada malam hari ini. Maya benar-benar sengaja menyibukkan diri seharian ini, memforsir kerja dirinya sendiri sampai ia lupa tentang kesehatan yang kini harus dijaganya. Maya kemudian menyalakan keseluruhan lampu apartemennya, sehingga yang tadinya gelap kini menjadi terang benderang kembali.
Dengan langkah yang sedikit diseret dan tangan yang memegang segala barang di dekatnya untuk menopang tubuh, Maya kemudian masuk ke dapur dan ia menghela napas lega ketika berhasil menyentuh kulkas. Maya menarik kulkas itu, bahkan ketika memegang botol kaca berisi air mineralpun tangannya bergetar.
Maya melenguh pelan, berusaha kuat sambil mengeluarkan vitamin-vitamin dari dokter yang ia
