BAB 8 STRANGER

658 Kata
BAB 8 STRANGER     Mara...   Aku tidak sadar sudah tertidur, kepalaku pening karena tidak biasa tidur di siang hari, matahari sudah condong menjelang sore aku tidak tau apa Theo sudah kembali, dia pergi dari pagi.   Kudengar pekikan suara Hole, sepertinya suara berisiknya itu yang tadi membangunkanku. Oh sial... Aku baru sadar dan reflek kuraih busur yang tersandar di dekat pintu.   Kurasa jika itu Theo pasti dia sudah masuk kedalam rumah, aku tidak yakin ada orang lain atau mungkin orang dari istana yang mencariku, atau mungkin hewan liar otakku mulai menghitung beberapa kemungkinan terburuk.   Aku sudah siap dengan busur dan anak panahku, berjalan mengendap keluar dari pintu belakang. Jika benar itu pengawal istana maka habislah aku.   Kulihat kesekeliling dan masih tidak ada tanda-tanda kehadiran manusia, kecuali hole yang masih panik dan berputar-putar mengibaskan ekornya. Tidak ada yang tau apa yang di cemaskan kuda itu, banyak kemungkinan hewan liar di hutan seperti ini, tapi aku sudah biasa memburunya, dan sepertinya hewan liar memang bukan ketakutan terbesarku kali ini.   Kudengar ada suara dari arah belakang, aku berjalan perlahan kembali mengendap-ngendap dengan langkah lebih pelan saat aku mulai yakin darimana arahnsuara tersebut. Sepertinya dari tepi danau, mungkinkah rusa atau beruang yang sedang minum, aku berjalan cukup berhati-hati mencari celah di antara tanaman semak di tepian danau di mana mungkin aku bisa melihatnya.   Oh Tuhan apa yang sedang kulakukan!   "Apa yang kau lakukan Mara? " Dia seperti menyuarakan isi kepalaku dan sama terkejutnya denganku.   Theo sedang menggosok punggung kudanya, basah dan hampir telanjang.   "Kau ingin membunuhku? " Theo kembali mengingatkan.   Sepontan aku sadar dan baru kuturunkan busurku.   "Kukira kau beruang," syok masih menerpa otakku.   Menyaksikan pria besar ber mata coklat, kulit keemasannya memperlihatkan kontur otot-otot padat yang memilin lengan besar dan bahu lebarnya. Aku tidak berani melihat lebih jauh karena pria di depanku benar-benar nyaris telanjang.   "Kau hampir membunuhku dengan anak panahmu itu karena mengira aku beruang? " seolah tak percaya dengan pertanyaan yang baru di simpulkannya, kali ini Theo berjalan coba keluar dari air, aku bersyukur karena  Theo masih mengenakan celanaya.   "Ya, beruang coklat," jawabku konyol.   "Beruang coklat?" ulang Theo sampai dahinya ber kerut, tangannya menyapu wajah dan rambut basahnya dengan air yang baru dia ambil dengan kedua telapak tangannya.   Ini konyol, "Aku tidak tau kau sudah pulang," buru-buru kubenahi sikapku karena aku tidak mau dia menyadari kakiku kan ku.   "Kulihat tadi kau masih tidur, jadi .... "   "Sudahlah aku akan kembali ke rumah," tepisku untuk buru-buru masuk nghjndat karena menemukan pria yang sedang mandi benar-benar bukan pengalaman yang pernah kubayangkan. Meski sebelumnya aku pernah membayangkannya berenang dengan bertelanjang d**a, tapi sunggu semua itu tidak mampu mendeskripsikan apa yang kulihat sendiri dengan mataku.   "Kenapa kau tidak ikut bergabung? "   "Oh tidak, " mustahil, aku segera menggeleng.   "Ayolah sepertinya Hole juga ingin di mandikan."   Oh, tentu saja yang dia maksud adalah kudaku, irulahnknapa kuda itu gelisah daribtadi. Kulihat Theo juga serius dengan perkataannya, dan membuatku tidak memiliki pilihan untuk menolaknya.   Kulihat kearah hole yang masih berputar-putar di tempat aku megikatnya. Aku kurang paham memangnya kuda harus di mandikan berapa hari sekali????   "Jangan bilang kau tidak pernah memandikan kudamu? "   Memandikan kuda benar-benar tidak pernah terpikirkan olehku, tapi sepertinya tidak masalah, dari pada Theo akan mengira aku orang aneh yang tidak tau cara memandikan kuda.   Kutarik Hole untuk masuk kedalam air, awalnya tidak masalah tapi entah kenapa kuda itu tiba-tiba menjadi panik dan mulai menggila sampai kehilangan kendali saat menendangku dengan kaki belakangnya. Kuda itu sempat menginjak betisku sebelum kembali menendang tubuhku sampai terpental. Aku mengerang, rasanya tulangku ikut retak, kulihat Theo segera melompat menyambar tubuhku, menarikku keluar dari air dan  kuabaikan  Hole yang berlari panik entah kemana.   Kuda bodoh itu kabur! aku tau kuda  itu akan kembali dan kali ini aku hanya mencemaskan rasa sakit yang mulai menjalar di kakiku.   "Oh....!"   Aku berteriak saat Theo coba menyentuhnya.   "Kenapa kau tidak bilang, jika tidak pernah memandikan kuda?"   "Sungguh kakiku sakit, berhentilah membicarakan kuda bodoh itu."   Theo kembali mengangkat tubuhku dan membawaku kembali kedalam rumah.   *****                                            
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN