BAB 40 IMORTAL BLOOD Artur sudah berdiri di depan singgasana mendiang Ayahnya, pangeran Artur masih ingat bagaimana dulu keagungan King Hanry yang di kagumi seluruh rakyatnya. Sepertinya masa-masa itu sudah lama berlalu, saat langit di utara masih terlihat cerah dan hutan larangan terlihat hijau. Segala kedamaian itu sudah lama musnah sejak saudaranya memimpin dengan pedang dan darah. Negri Utara menjadi tanah paling mengerikan untuk di injak, langitnya selalu terlihat gelap di naungi awan hitam pekat yang membentang hingga sepanjang garis hutan. Artur memang tidak pernah cocok dalam berbagai hal dengan saudaranya itu, meski sedetikpun Artur tetap tidak pernah bisa membencinya. Tapi kali ini saat melihat saudaranya itu, tiba-tiba Artur merasa dia benar-benar tidak pantas berada

