Setelah menjalani proses cukup panjang, akhirnya Langit melangkah keluar. Pria itu meninggalkan ruang penahanan dengan senyum semringah. Tatapan Langit, sempat tertuju kepada Atlantis. Namun kemudian, yang Langit tuju justru Ayana. Kedua tangan Langit membingkai gemas pipi Ayana, sebelum mengusap sayang ubun-ubun iparnya itu. Atlantis dibuat kocar-kacir. Pria itu sengaja mengamankan sang istri. “Mas Duda ....” Panggilan tersebut refleks meluncur dari bibir Atlantis. Langit langsung melotot. Kedua jemari tangannya refleks mencubit bibir kembarannya. “Kalau ngomong ya!” “Nyatanya, Mas juga duda. Jangan Deket-deket lah. Ipar itu maut!” ucap Atlantis tetap tidak mau berbagi istrinya, bahkan sekadar berbagi perhatian. Atlantis tidak mau. “Awas kamu! Awas!” geram Langit berusaha meraih Aya