“Enggak apa-apa. Tenang, cukup jalani dan titip Aksara.” Langit begitu tenang, meski kini, dirinya sudah memakai seragam tahanan. Atlantis terdiam menatap kembarannya. Ia merasa sangat bersalah atas apa yang dialami kembaranya. Langit menjadi tahanan karena pria itu membelanya. “Sudah, jangan menatapku seperti itu. Jangan pernah mrngasihaniku karena aku tidak pernah menyesali keptusanku,” ucap Langit yang kemudian berkata, “Zeevanya pantas mendapatkan itu! Bahkan harusnya malah lebih!” “Mau tukar posisi?” ucap Atlantis serius. Sebelumnya, ia belum pernah seserius sekarang. “... Maksudmu?” kaget Langit. Namun, ia paham maksud gila dari kembarannya. Atlantis mengangguk-angguk kemudian menengok ke kanan dan ke kiri. Ia ingin memastikan, di sana tidak ada yang melihat mereka. Agar ide gi