"Masih belum?"tanya Steven datar. Ia berdiri tegap, menatap area luar markas lewat salah satu jendela kamar Laura. "Sorry sir, ponsel nya mati, terlebih, pelacak yang terpasang di tubuhnya tidak menunjukkan lokasi Laura saat ini, alamatnya berganti tiap detik!"jelas pria maskulin yang berdiri tidak jauh dari Steven. Ia memegang sebuah topeng porselen berwarna putih polos, lantas, mengedarkan pandangan tanpa ragu. Steven memutar tubuh, meneliti salah satu anggota rahasia nya. Ia tersenyum kecut, penuh kekecewaan mendalam. "Apa tidak ada IP address yang dominan?"tanyanya datar. "Ada satu tempat. Tapi, hanya mengarah ke markas the Prinsphone,"terang pria tersebut sedikit gugup. Ia melihat Steven meraih handgun yang ada di sisi ranjang Laura, membersihkan benda tersebut dengan ka