"Dio, apa agendaku siang ini?" tanya Jery ketika kedua netranya menangkap jam digital di atas meja kerja yang menunjukkan waktu pukul sepuluh lebih tiga puluh menit. Satu jam setelah kedatangannya di kantor.
"Siang ini Anda free. Hanya sore nanti ada kunjungan dari vendor terkait rencana pameran minggu depan."
"Apa harus aku sendiri yang menemuinya?"
"Karena kita butuh masukan dari Pak Jery langsung. Takutnya tidak sesuai dengan harapan Pak Jery nantinya."
"Baiklah. Hari ini aku lagi tidak ingin lembur, Di. Jadi usahakan jangan lama-lama pertemuannya."
"Siap, Pak. Saya lihat-lihat hari ini Anda tampak bahagia dan wajah Pak Jery berseri-seri. Mana banyak senyum juga hari ini. Adem saya lihatnya."
"Apa terlihat sekali ekspresi wajahku ini?"
Dio menganggukkan kepalanya.
Jery menjatuh
