Alena dan Radit masih berpelukan hanya saja kini Alena menyandarkan tubuhnya pada Radit sambil setengah berbaring. “Kalo kamu ngga berpura-pura menjadi sisi baik kamu, kamu ngga akan kelebihan energi dan ngga perlu melakukan hal-hal seperti biasanya di malam hari?” Radit mengusap rambut Alena berulang kali. “Mungkin. Tapi yang pasti emosiku pasti tidak stabil dan akan membuat orang takut.” “Kamu harus coba untuk berhenti melakukan itu.” “Dan semua orang akan lari terbirit-b***t dalam waktu singkat.” “Ada aku.” Alena menengadah menatap wajah Radit. “Ada orangtuamu juga.” “Orangtuaku orang pertama yang mendukungku melakukan itu. Menciptakan sisi baik dan menahan diri, demi citra kerajaan.” “Oh.” Alena baru tahu orangtua pria itu tega memaksa putranya untuk menyembunyikan jati dirinya.