"Secangkir cappucino, roti bakar spesial, silakan dinikmati, Tuan Bisma," ucap seorang lelaki yang memakai seragam kafe dengan tawa renyah. "Terima kasih, Ton. Kamu sibuk?" tanya Bisma kemudian. Lelaki itu menarik alas cangkirnya agar minuman yang dia pesan sedikit lebih dekat dari jangkauannya. Lelaki bernama Anton itu memantau kafe sebentar, sebelum akhirnya langsung duduk di hadapan Bisma. "Lagi lumayan sepi. Kenapa? Butuh teman buat ngobrol?" tanyanya kemudian. Bisma mengangguk membenarkan. "Lebih tepatnya aku butuh teman untuk bertukar pikiran. Aku takut kalau keputusanku selama ini salah, atau mungkin aku terlalu egois sehingga merugikan pihak lain." Bisma mulai memberikan gambaran dari masalah yang tengah dia hadapi. "Dari gambaran yang kamu kasih, aku bisa ambil kesimp