119-TAK ADA PILIHAN YANG TEPAT

1562 Kata

“Coba sini, Reina mau lihat suami Reina dulu,” ujarnya seraya menangkup wajah gue. Kedua ibu jarinya menyeka sisa air mata di pipi gue. “Turun berapa kilo, Mas?” “Ngga turun sama sekali, humaira.” “Masa? Kok kantung matanya cekung gitu?” “Kantung mata cekung itu karena kurang tidur, Rei. Bukan kurang makan! Apalagi kurang kasih kasih sayang.” “Masa?” balasnya seraya tergelak. Gue mengacak-acak poninya lalu gue kecup puncak kepalanya dan mengeratkan rengkuhan gue kembali. “Ehem!” Nengok dong gue. “Eh, ada tamu!” “Dunia milik berdua ya Mas? Yang lain ngontrak?” ujar Gabriel. Gue dan Reina mengurai pelukan kami, baru kemudian gue menyambut pasangan yang juga sahabat Ara, Nina dan Reina. “Transfer aja ke rekening gue, Gab,” canda gue saat merengkuh Gabriel. “Buat apa Ma

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN