Bagaimana ia tidak khawatir sebab Jasmine masih meringis sakit bahkan sampai memegang perut. Ia melangkah lebar mendekati wanitanya. Jasmine berdiri di ambang pintu kamar mandi. Dia meneguk berat salivanya sendiri. Ia juga diam saja ketika Amoun-Ra mendekati dan membelai wajahnya. “Ada yang tidak nyaman?” tanya Amoun-Ra memperhatikan tubuh Jasmine dari atas sampai bawah. Jasmine terlihat menutup rapat kedua sisi pahanya. Amoun-Ra pikir, Jasmine pasti menahan perih yang belum reda. Dia langsung mengangguk lemah dan menutup pintu kamar mandi. “Aku sulit untuk buang air kecil. Rasanya … perih sekali,” jawab Jasmine berkata jujur. Amoun-Ra terdiam mendengar ucapan Jasmine. “Aku sudah mencoba menahan, tapi rasanya sulit keluar kalau nyeri itu timbul,” sambungnya lagi. “Kau masih bisa ber