Jantung Azkia seketika berdenyut kencang. Siap tidak siap, dia harus menerima hal yang diberitahukan oleh Fattan. Azkia kemudian mengatur napas demi menjaga kestabilan emosinya. “Kapan?” Hanya pertanyaan itu yang meluncur dari bibir Azkia. “Besok siang. Jane akan membawa pengacaranya juga.” Fattan menjawab sambil pandangan cemasnya tidak lepas dari Azkia. “Kalau begitu, kita harus memberi tahu Mas Daud. Kamu juga butuh pengacara.” “Kamu tidak—” “Saya berusaha semampu saya untuk terus mendampingi kamu,” potong Azkia, “saya sudah menaruh semua harapan saya pada kamu. Jadi, jangan kecewakan saya.” D4d4 Fattan mengembang karena lega. Dia bersyukur Azkia masih bersedia mendampingi dirinya. Rona kebahagiaan pun terpancar dari sinar matanya yang semula menggelap. Fattan meraih tangan Azkia

