84. Kembali Diguncang Prahara

1929 Kata

“Kia! Sayang, kamu di mana?!” Fattan memanggil-manggil Azkia. Raut wajahnya semakin terlihat menegang ketika dia tidak mendengar sahutan Azkia. Fattan berlari ke ruang tamu. Perasaan takut sekaligus waswas menyekat oksigen di tenggorokannya sehingga napasnya menjadi pendek-pendek, terengah-engah. “Kia!” panggilnya sekali lagi. Tidak ada jawaban dari Azkia membuat Fattan kembali mencari-cari keberadaan wanita itu. Fattan bergegas keluar dari apartemen mewahnya dan segera turun ke pelataran parkir di basemen. Dia melihat mobilnya dan mobil Azkia masih berada di sana. Kepala Fattan kian berat oleh tanya dan cemas. Satu-satunya jalan adalah menghubungi ponsel Azkia, pikir Fattan. Fattan pun kembali naik ke unit apartemennya. Kemuraman dan putus asa tak lagi bisa dicegah. Fattan ingin berter

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN