Temperatur udara di dalam kamar perlahan-lahan menjadi hangat. Suhu tubuh yang meningkat karena gairah berhasil menciptakan atmosfernya sendiri. Desahan dan erangan saling bersahutan ketika satu per satu pakaian yang membalut tubuh Azkia dan Fattan dilepaskan.
“I need you,” bisik Fattan sebelum dia membaringkan Azkia di atas tempat tidur.
Kata yang terdengar dan terasa lebih agung dari kata cinta tersebut memenuhi diri Azkia, meresap hingga ke sanubari. Di balik kata cinta yang diragukannya saat ini, Azkia tidak lagi memikirkan hal itu. Susuran bibir Fattan di bibirnya serta sentuhan penuh rasa di seluruh tubuhnya membuat kepala Azkia pusing oleh hasrat. Masalah yang tidak mudah yang sedang menghadang tidak lagi menjadi penghalang. Azkia menerima semua pemberian Fattan, memberinya ruang
