78. Tidak Perlu Etika

1280 Kata

“Mami minta kalian membicarakan masalah ini dengan kepala dingin,” pinta Wulan setelah mereka kembali ke apartemen. Wulan kemudian memandang Azkia yang duduk berseberangan dengannya. Tatapan memohon tampak jelas di matanya. “Mami mengerti perasaan kamu, Kia. Mami harap kamu dan Fattan bisa dengan bijak menghadapi perempuan toxic itu. Jujur saja, Mami sudah tidak respect lagi sama dia sejak peristiwa dua tahun yang lalu. Walaupun begitu, Mami tidak bisa menolak anaknya jika benar anak itu anaknya Fattan. Mami mohon sama kamu, jangan pergi dari Fattan. Mami cuma mau kamu yang jadi menantu Mami.” Azkia hanya diam menanggapi permohonan Wulan. Dia tidak lagi mempunyai kata-kata untuk menyela. Apa yang terjadi pada mereka sekarang adalah efek dari masa lalu dan dia pikir tidak seharusnya terla

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN