Raven terus merenungi apa yang terjadi dengan keluarga mertuanya sembari menunggu kopi dari Nana. Haryo terlihat sangat ikklas menerima semuanya tapi bagi Raven ini sangat tidak adil. Keluarga Adit terasa sangat keterlaluan yang justru membuat Raven curiga. Ada apa dengan Nana? Kenapa mereka begitu menginginkan Nana padahal banyak sekali wanita di luar sana. Adit sendiri tidak terlihat seperti cinta mati dengan Nana. Lalu kenapa harus Nana? “Mas, ini kopinya.” Ucap Nana lembut membuat Raven sedikit terlonjak kaget. Dia bahkan tidak sadar Nana masuk ke dalam ruangannya karena terlalu asyik berpikir. “Terimakasih.” Balas Raven dengan senyuman manis. Tepat ketika Nana berbalik hendak pergi, Raven menarik pinggang ramping istrinya itu dan membuat Nana duduk di pangkuannya. Menghirup aroma Na