Raven tersenyum geli melihat seharian ini Nana terkesan cuek. Selalu menghindar ketika Raven hendak menempel. Menyibukkan diri bersama Anggi. Padahal di atas ranjang gadis itu tidak menolak sentuhannya semalam. Rupanya memang cara Nana marah sangat menggemaskan. Raven justru sangat terhibur. “Na, mas mau kopi dong, anter ke ruang kerja yah?” Ucap Raven sambil tersenyum menuju ruang kerjanya. Dia berencana mengintrogasi Nana lagi dengan cara yang sedikit panas. Hitung-hitung memberi hukuman kecil untuk istri kecilnya itu. Anggi yang sudah mencium bau-bau kemarahan Nana tersenyum geli. Dia tahu bahwa putranya sengaja menarik Nana ke ruang kerjanya untuk berbaikan mungkin, atau untuk sesuatu yang sedikit nakal. Belakangan ini Anggi mulai bisa membaca bahwa putranya yang dulu seperti robot i