Sejak pulang dari kantor kemarin hingga hari ini istriku yang manis dan ternyata pencemburu itu masih terus marah-marah tidak jelas. Aku biasanya adalah tipe laki-laki yang tidak akan kalah dari perempuan, aku dominan dan semua orang harus menurutiku. Tapi dihadapan Anggia, aku tidak bisa berbuat apapun. Aku terlalu takut kehilangannya, aku terlalu takut membuatnya semakin sedih, aku takut dia akan meninggalkanku jika aku terlalu egois. Karena sebesar itulah perasaanku padanya. Untuk alasan itu juga aku tidak bisa menceritakan detail mengenai Vania. “Mas mau es krim.” Ucapnya ketus. Saat ini kami sudah selesai melakukan terapy untuk kakinya. Sejauh ini perkembangannya baik, karena patah tulang Anggia tidK separah yang aku bayangkan. Belum sampai patah sempurna, hanya keretakan saja tapi