Aku tidak pernah menyangka bahwa setelah aku mempercayai mas Raka seratus persen dan kembali memulai awal baru setelah pertengkatran kami, semuanya menjadi leboh ringan dan aku bahagia berada di sampingnya dengan segala tingkahnya yang selalu ingin menempel denganku. “Mass lepasiin aku hari ini masih ujian.” Rengekku karena sejak tadi mas Raka tidak mau melepaskan belitannya di tubuh mungilku. “Sebentar Anggia, nanti mas anterin kok.” Desahnya semakin menyurukkan wajah ke dadaku dan menggesekkan sisi wajahnya yang berbulu ke leherku dengan sengaja. Membuatku terkikik karena geli. “Mass ihh geli, tangannya jangan nakal juga ihhh mass nanti aku kesiangan.” Protesku karena tangannya mulai meraba dad4 telanjangku. Benar sekali, semalam juga merupakan malam panas kami padahal siang harinya d