Aku bersyukur sekali karena segalanya akhirnya berakhir baik. Dan yang paling aku syukuri tentu saja adalah karena di dalam perutku ada kehidupan. Dan aku sungguh berharap mas Raka juga bisa berdamai dengan Alvian karena menurutku Alvian sebenarnya tidak sepenuhnya salah. “Anggia ka Davin datang.” Suara dengan nada ceria itu membuatku sumringah. Kakaku yang tampan itu langsung merentangkan tangan begitu melihatku dan aku langsung berlari ke arahnya yang tentu saja langsung di pelototi oleh ayah sehingga aku memelankan langkahku. Aku kadang masih lupa kalau aku sedang hamil. “Jangan lari-lari Anggia! Kamu sedang hamil.” Omel ayah dan aku meringis. Kemudian masuk ke dalam pelukan kak Davin yang hangat itu. “Iya nih bandel.” Kak Davin ikut mengomel. Semenjak diberitahu aku hemil oleh mas