Lamia tersentak keras dalam kesadaran, tertarik oleh sesuatu yang menahan lengannya. Setiap kali dia merasa tidak aman, dia akan menggeliat, mencoba pergi dari mimpi buruk——tapi tidak bisa. Melalui kabut yang memenuhi otaknya, dia merasakan belaian lembut yang hati-hati. Dia merasakan sensasi basah dan lengket dari keringatnya sendiri membasahi tubuhnya. "Tidak apa-apa, Mia. Tenanglah. Kau aman." Itu aneh; suara itu seperti mantra ajaib yang membuatnya rileks dalam sekejap. Bola matanya berhenti berkedut di dalam kelopak. Tangan yang mengepal perlahan membuka. Seperti sebuah trik. "Aku di sini. Aku akan menjagamu." Suara itu sangat familier. Dia memaksa matanya membuka dan melihat sekilas rambut ash brown yang mencuat. Bibirnya tersungging, menghina rambut berantakan itu, sebelum dia