Bukan Ari namanya jika ia mudah dibujuk dengan rengekan dan permintaan maaf Marvel. Ia memasukkan beberapa pakaiannya ke dalam koper. Ia juga memasukkan semua berkas pekerjaannya ke dalam koper. "Jangan pergi kayak gini. Aku bakalan mati kalau kamu pergi," ujar Marvel dengan nada frustrasi. "Bohong! Kamu hidup baik-baik aja tanpa aku sebulan ini sementara aku merana. Kamu juga menolak aku dua kali, kamu pikir ... itu nggak menyakitkan?" tanya Ari. Marvel membuang napas berat. Ia menahan koper Ari sambil menggeleng. "Aku udah bilang, ini nggak mudah buat aku. Aku nggak pede, aku malu mengakui semua ini sama kamu. Aku takut ...." "Itu karena kamu nggak percaya sama aku dan pernikahan kita!" gertak Ari. "Aku nggak sempurna, aku nggak ...." "Berhenti bicara dan lepasin koper aku!" Ari me