Marvel menemani Ari ke makam ibunya sore itu. Ia juga menyapa wanita yang belum pernah ia temui itu dan tak lupa mereka mengirimkan doa untuk mendiang ibu Ari. Karena Ari masih sakit perut, Marvel ingin buru-buru membawa Ari pulang. "Ayo, nanti kamu kena angin malam dan tambah sakit." "Lebay!" Ari memukul pelan lengan Marvel. Ia menatap makam ibunya dan mengusap nisannya. "Ma, liat, Ma. Suami aku kayak gini. Sekarang Mama bisa tenang di sana. Udah ada yang tiap hari perhatiin aku gini." Marvel tersenyum. "Ya, Ari benar, Ma. Ari aman sama aku, tenang aja." Ari tertawa kecil. Ia mencium nisan ibunya sebelum berdiri. Namun, karena sakit perutnya cukup lumayan, ia langsung membungkuk dan meremas di sana. "Apa kita harus ke rumah sakit, My Wife?" tanya Marvel cemas. Ari menggeleng. Yang s