“Masih ada aku yang mencintainya.” Tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu masuk ruang praktekku. Aku sangat kaget dengan kedatangan Alexandre Wang yang sangat tiba-tiba. Ia tidak memberi tahuku bahwa ia akan datang menjemputku lebih awal. Dan kini ia datang di saat yang tidak tepat. Ia datang saat aku sedang berdebat dengan Nathan Collins membahas pernikahan kami yang kini berada diambang perceraian. Dengan satu tangan di dalam saku celana, ia berjalan dengan santai mamasuki ruang praktekku sembari berkata, “Dokter Nathan, mengapa anda terlalu percaya diri bahwa tidak akan ada pria lain yang mau menerima Emira? Apa anda lupa untuk memperhitungkanku?” Seketika Nathan Collins tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Alexandre Wang yang bertanya padanya. Dengan s