"Pak!" seru Laras, ia bersungut-sungut kesal karena bossnya itu berjalan meninggalkannya. "Jalan jangan seperti siput." tegur Candra, ya pria itu selain doyan memerintah juga hobi menegur, menganggap dirinya lah yang paling sempurna. Tapi, lagi-lagi Laras gak bisa berbuat lebih selain menuruti semuanya. Ya, kalau bukan karena uang mungkin Laras sudah membalas semua perkataan Candra yang kadang hampir membuatnya frustasi. "Bapak aja yang buru-buru, tokonya gak akan tutup sampai malam." katanya dengan kesal tapi pria itu tak menggubrisnya. Laras menghela napas, ada baiknya juga ia berkerja dengan pria setengah Lucifer itu, yakni bisa mengatur kesabarannya dan juga menambah uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari. "Kamu gak boleh protes, ikuti saja apa yang saya mau." "Yang ada saya gil