Mereka keluar dari dalam mobil, Laras sama sekali tak ingin mengeluarkan satu patah katapun. Ia hendak meninggalkan Mahesa begitu saja sebelum pria itu mencekal pergelangan tangannya. Ia memutar bola mata jengah, lalu menatap Mahesa dengan datar. Sudah pasrah dan terserah apa yang akan pria itu ocehkan. "Please.." lirih pria itu penuh permohonan, tapi kali ini Laras benar-benar menolak dengan tegas. Tak ada lagi alasan untuk di lanjutkan, karena cinta? bahkan Laras belum merasakan benih-benih itu dan kini sudah lebih dulu membenci. "Aku gak bisa, dan tolong jangan paksa aku Mahes." kini Laras yang tak pernah bersikap serius, menjadi lebih serius dari biasanya. Wanita itu bahkan tak peduli jika Doni yang tengah asik bermain ponsel di teras kontrakan mengamati mereka. "Please, bahkan k