Hamdi langsung menerobos masuk begitu Helena membukakan pintu. Napasnya masih memburu. Butiran keringat masih melekat di wajahnya. Windi yang kebetulan sedang berada di rumah Helena pun menatap heran. Kedua wanita itu lantas memberi Hamdi sedikit waktu untuk mengatur napas. Helena dan Windi saling pandang lalu kembali menatap Hamdi yang sedang memegangi kedua lututnya. “Kamu ngapain sampai ngos-ngosan gitu? dikejar setan?” tanya Helena. “A-aku ... aku ...” “Bentar Len, biarin dia ngatur napasnya dulu,” ucap Windi. Helena memutar bola matanya malas lalu menyilangkan tangannya di d**a. “Aku mau bilang kalau aku punya cara buat ngembaliin ingatan Arga,” ucap Hamdi. “APA ...?” Helena dan Windi kompak berteriak histeris lalu langsung menyeret Hamdi untuk duduk di sofa. Ketiganya terliba