Anya kira Candra adalah bagian dari happy ending dalam hidupnya. Apalagi sejak awal ia tak pernah meragukan sedikit pun perasaan Candra terhadapnya. Bagi Anya, Candra itu seperti pangeran berkuda putih yang menyelamatkannya dari rasa sakit. Namun, kenapa setelah mereka menikah, bahkan belum dua puluh empat jam mereka resmi menjadi pengantin baru, Anya langsung merasakan sakit yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Pria gila mana yang menyebutkan nama wanita lain saat malam pertama dengan sang istri? Apalagi wanita lain tersebut adalah mantan istri Candra. Bagaimana mungkin Anya bisa bersikap santai? Bagaimana mungkin Anya bisa melupakannya? Sungguh, Anya jamin dirinya akan ingat soal ini seumur hidupnya. Karena memang se-menyakitkan itu. Itu sebabnya Anya lebih memilih berbaring memun