“Eva, ibu senang kamu mampir ke sini. Kamu juga masak buat kami semua. Terima kasih banyak, Nak,” ucap Bu Linda dengan suara khas wanita paruh baya yang sakit-sakitan. Bu Linda memang saat ini sedang duduk di kursi roda, sedangkan Eva berlutut di hadapannya. “Mulai sekarang aku usahakan lebih sering mampir ke sini ya, Bu. Maaf kalau kemarin-kemarin nggak pernah jenguk Ibu,” balas Eva ramah. Mata Bu Linda berkaca-kaca. “Eva, kalau boleh ibu berharap … ibu maunya kamu menjadi istri Dika. Sebenarnya ini harapan sejak dulu. Lukas sama Lily juga udah cocoknya sama kamu. Hanya kamu yang paling cocok menjadi ibu sambung mereka. Bahkan, kamu sudah seperti ibu kandung bagi si kembar.” Eva tersenyum. “Maka dari itu Ibu harus sehat supaya bisa melihat aku dan Mas Dika menikah.” Saking senangnya,