Ternyata cinta dan benci itu bedanya sangat tipis. Setidaknya itulah yang Eva rasakan semenjak bertemu lagi dengan Ardi. Eva bisa merasakan betapa dirinya masih sangat mencintai Ardi. Bahkan, upaya move-on yang dilakukannya selama lima tahun terakhir ini menjadi sia-sia. Namun, di samping itu … Eva juga terkadang merasakan benci. Terutama saat Ardi plin-plan dan tidak bisa mengambil keputusan dengan tegas. Itu sangat menyebalkan. Hanya saja, cinta yang Eva rasakan jauh lebih banyak daripada kesal dan bencinya. Untuk itu, ia tidak ragu lagi untuk mengiyakan ajakan menikah dari pria itu. Apalagi urusannya dengan sang kakak ipar telah resmi diselesaikan. Sekalipun lewat telepon, tetap saja intinya selesai. Urusan Anya? Itu juga sudah bisa dikatakan selesai, bukan? Apalagi katanya mantan pa