“Motor kamu … jadinya ketinggalan di rumah saya,” ucap Dika yang saat ini baru saja mengantar Sari ke rumah wanita itu. Mobil yang Dika kemudikan bahkan sudah tiba di depan rumah Sari. Sari yang belum turun, berkata, “Enggak apa-apa, toh besok aku ke rumah Mas Dika lagi.” “Itu artinya besok pagi saya harus jemput kamu ke sini. Kamu nggak mungkin jalan kaki ke rumah saya.” “Aku bisa naik ojol, Mas,” balas Sari. “Pokoknya saya jemput.” Sari tersenyum. “Baiklah kalau begitu.” Malam ini Sari memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya. Ia terang-terangan berkeinginan menjadi pasangan Dika, bukan sekadar pacar melainkan istri. Sari juga berusaha meyakinkan Dika bahwa dirinya tulus mencintai pria itu dan tentunya menyayangi si kembar juga. Respons Dika cukup menenangkan. Dika langs