Selama beberapa saat Ardi masih berbicara dengan seseorang di ujung telepon sana. Selagi Ardi menelepon, tentunya Eva menunggu dengan saksama. Ia tadi tidak sempat membaca nama pemanggilnya, tapi yang pasti ia bisa melihat dari wajah Ardi yang sangat serius. Sebenarnya ada apa dan siapa yang menelepon suaminya? “Dasar gila! Sejak kapan kamu begini?” Ardi rasanya ingin mengumpat sebanyak mungkin, tapi ternyata lebih dominan rasa ingin tertawanya. “Astaga, kamu ini!” ucap Ardi lagi. Eva yang sudah tidak tahan dan sangat penasaran pun bertanya, meskipun ia tahu kalau suaminya belum selesai menelepon. “Sebenarnya siapa yang menelepon, Mas?” Ardi hanya memberikan jawaban menggunakan isyarat jari telunjuk yang ditempelkan di bibirnya. Mau tidak mau, Eva berusaha bersabar dulu sampai suaminy