Sepanjang perjalanan menuju kantor, Eva memikirkan perkataan Dinda. Katanya, patah hati kedua itu jauh lebih parah sakitnya. Namun, hal itu tidak membuat Eva berubah pikiran tentang hubungan mendadaknya dengan Ardi. Meskipun proses terjalinnya hubungan mereka sangat cepat bahkan berawal dari khilaf. Hanya saja, Eva pernah menunggu keajaiban seperti ini sangat lama. Menurutnya, kesempatan belum tentu datang dua kali. Hatinya tak bisa bohong bahwa perasaan cintanya untuk Ardi masih meledak-ledak. Perasaan yang selama ini Eva pendam, sudah waktunya untuk dikeluarkan olehnya. Apalagi gayung pun seolah bersambut. Ardi juga bukan Ardi yang dulu yang tidak pernah memandangnya sebagai wanita. Ardi versi sekarang sangat menginginkannya. Hanya satu kekurangan Ardi. ‘Ia punya pacar’. Itu saja. Han