‘Selamat pagi, calon istriku!’ Orin membuka pesan setelah mengejar ponsel yang bergetar. Berharap mendapat pesan dari seseorang yang membuatnya bahagia, ternyata tidak. Ia malah kecewa saat membuka pesan yang ternyata datang dari Ikmal. Tapi kenapa Orin harus merasa kecewa saat tahu pesan itu berasal dari Ikmal? Memangnya ia menunggu pesan dari siapa? Orin menggelengkan kepala. Ia duduk di sisi kasur. Saat itu, ia baru saja keluar dari kamar mandi, mengenakan kimono warna putih. Handuk melilit rambut di kepala. Apakah Orin masih sangat menyayangi Osman? Tiba- tiba saja wajah tak asing muncul di pelupuk mata Orin. Wajah tampan yang tegas dan dipenuhi dengan raut wibawa. Tampan. Senyumannya berkharisma. Osman. “Aaaaa…..” Orin menjerit sambil menggelengkan kepala. Tak ing