Baru saja Zio dan Lastra merebahkan diri mereka di ranjang empuk berukuran king size di apartemen untuk melepas lelah setelah berkutat dengan penataan perabot dan barang-barang lainya, bell apartemen pun berbunyi tak kunjung berhenti. “Mas, bukain gih.” “Capek, kamu aja.” Zio lalu merubah posisinya bertelungkup dengan menaruh bantal menutupi kepalanya. “Ish, emang kamu aja yang capek.”Keluh Lastra. Zio memiringkan kepalanya menghadap istrinya itu. “Salah sendiri pake sok mau mindahin barang sendiri, sudah aku bilang biar Pak Edi sama Ujang yang beresin.” “Aku gak nyaman kalau mereka keluar masuk kamar, lagian barang-barangnya juga gak berat.” Kilah Lastra seraya masih menarik nafas menatap langit-langit kamarnya. Dentingan suara bell lagi-lagi mengganggu ketenangan keduanya. “Mas,

