"Seharusnya Anda memperbolehkan saya memukul lelaki tadi Tuan," celetuk Bams memang sebenarnya sudah sangat geram. Erik melirik pengawalnya itu, "dia gak ngapa-ngapain aku kok." "Ya tapi dia sudah sangat tidak sopan dengan Anda, dan juga kenapa Anda diam saja saat dia memperlakukan Anda seperti itu!" justru sekarang yang emosi adalah Bams. Erik melirik kartu nama di tangannya, kertas persegi kecil itu entah kenapa tidak ia buang dan justru ia bawa. Jujur ia sempat tergiur oleh tawaran lelaki asing tadi, tapi karena ia tidak mengenal lelaki tadi maka ia tidak mempercayainya begitu saja. "Bams." Panggilnya tiba-tiba. "Kenapa Tuan?" "Jujur aku seneng banget karena ini pertama kalinya ada seseorang yang menganggapku penting." "Jangan bilang Tuan akan menerima tawaran dari orang aneh itu