Anin menatap jendela kamar yang ia tempati selama beberapa waktu belakangan ini. Kamar yang semula adalah kamar tamu di rumah pamannya kini sudah seperti kamarnya di rumah sendiri. Sang Paman sengaja membuat kamar Anin jadi senyaman mungkin untuk gadis itu. Tadinya Anin sempat berpikiran untuk pergi ke rumah kontrakan bunda dan menginap di sana. Tetapi Anin tidak mau bunda tau kalau dirinya diskors meskipun pada akhirnya nanti bunda pasti tau juga. Setidaknya untuk saat ini, Anin tidak mau menambah pikiran bunda. Apalagi setelah penundaan sidang kasus ayah. Anin kembali teringat kejadian yang menyebabkan dirinya diskors. Hari itu, bisa dibilang adalah fase terkelam di masa remajanya. Hari itu Anin merasakan kehancuran sejadi-jadinya. Anin melihat Ksatria yang keluar dari perpustakaan be