Perjalanan menuju rumah sakit terasa lambat, setiap detik seolah berjalan dengan sangat panjang. Kenzi terus memikirkan cara untuk menghindari pernikahan yang tidak diinginkannya, sambil tetap memperhatikan Bunga yang duduk di sampingnya. Setibanya di rumah sakit, Kenzi segera turun dari mobil dengan langkah mantap, diikuti oleh Bunga dan kedua orang tuanya, Mintarsih dan Paijo. Mereka memasuki lobi rumah sakit dengan suasana tegang yang terasa di udara. Tanpa membuang waktu, Kenzi mendekati meja resepsionis dan berkata dengan suara tegas, “Saya mau melakukan visum. Di mana tempatnya?” Resepsionis menatap mereka sejenak, lalu tersenyum ramah dan mengangguk. “Silahkan, Pak. Tempat visum ada di lantai dua, ruang pemeriksaan khusus. Silakan ikuti petunjuk ini,” katanya sambil menunjukkan a

