Di Ambang Kehancuran

1616 Kata

Mereka semua menangis melihat lelaki tua itu sudah tidak berdaya lagi. Kevin, Tama dan Papih Tian mencoba meminta bantuan pada warga sekitar dan juga meminta tolong pada Pak RT untuk dibantu mengurus jenazah Papah Dedi. Satu persatu para tetangga sudah mulai masuk dan membantu untuk persiapan mandi dan lainnya. Ketika diantara mereka sedang disibukkan dengan mondar-mandir dan menangis, tiba-tiba ponsel Sela berdering dan ternyata dari Juna-sekretarisnya-. Sela menaikan satu alisnya, tumben sekali sekretarisnya itu menghubunginya. Perasaannya mulai tak enak, berharap semua baik-baik saja namun ternyata sebaliknya. "Halo Ibu Sela," sapa Juna dari sebrang telepon. "Ada apa, Jun?" "Bu, kantor kita, bu." "Ada apa? Ada apa dengan kantor?" teriaknya lantang membuat mereka semua yang masih di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN