Si Juli benar-benar kehilangan kata-kata. Ia melihatku dari ujung kaki sampai ujung kepala. "Hendri, kamu jangan bercanda!" "Kenapa? Kamu gak percaya?" "Sumpah, seujung kuku pun aku gak percaya sama omongan kamu." "Ya terserah mau percaya atau tidak. Tapi itulah faktanya. Ziya, putri dari Tuan Michael dan Nyonya Clara. Cucu dari almarhumah Diah." "Wow, ini luar biasa. Ziya, kenapa kamu gak bilang sejak awal?" Aku menatap Pak Hen. Pria itu hanya menahan tawa. "Untuk apa aku bilang sama kamu?" jawabku. "Hehe, sumpah, aku benar-benar tidak tahu. Tapi agak mencurigakan juga sih. Kamu bening. Mesti perawatannya mahal. Terus juga foto pernikahan kalian di hotel mewah. Rasanya tidak mungkin dilakukan oleh orang-orang biasa." "Oh ya, ngomong-ngomongin makasih banyak ya sudah membantu istr

