Awal Yang Sesungguhnya

1007 Kata

Dengan hati yang dongkol akhirnya aku pulang ke rumah. Siapa sih itu orang? Bikin naik darah saja. Aku memang jarang keluar rumah. Kalau gak ada keperluan, aku lebih memilih untuk seharian di kamar dengan laptop atau ponselku. Malas saja rasanya. Sekalinya keluar malah ketemu Wewe gombel yang bikin kesel. Bibit tanaman yang sudah aku beli segera aku simpan. Aku juga membeli beberapa pot yang lengkap dengan tanahnya. Aku tersenyum puas saat menatap pot di depan. Nah kan bagus kalau begini, kelak kalau lagi penat aku bisa ke sini. Melihat atau mengurus tanaman yang aku buat sendiri. "Ziya, lagi apa?" Aku menoleh. "Eh, Mommy?" Aku segera membuka pintu gerbang dan membawa barang bawaan dari tangan Mommy. "Sibuk banget kamu. Wah, lagi bercocok tanam ya?" tanya Mommy menatap pot bunga yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN