Malu Tapi Mau!

1008 Kata

"Terobsesi? Masa sih?" Pak Hen seakan tak percaya dengan apa yang aku katakan tentang Intan. "Iya, Mas. Kamu pernah ngasih harapan ya sama dia?" Pak Hen mengerutkan keningnya lalu mengggeleng, "Tidak. Harapan apa emang? Kalau harapan kerja dan bonus sih iya, aku kasih semangat dan harapan untuk semua karyawanku." "Bukan yang itu. Tapi harapan dari seorang pria kepada seorang wanita." Lagi-lagi Pak Hen malah tertawa geli, "Kok makin ngawur sih? Intan itu hanya karyawan, mana mungkin aku memberikan harapan semacam itu? Dan lagi, kamu sendiri tahu kan? Aku tidak pernah menginginkan wanita lain selain kamu." "Kamu memperlakukan dia dengan spesial ya? Makanya jadi ngelunjak kan?" Pak Hen terlihat berpikir. "Coba kamu sebutkan contohnya, bagian mana yang terlihat aku memperlakukan spesial

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN