“Kenapa kamu menatapku seperti itu? Kamu jatuh cinta padaku setelah kita menikah?” Tanyanya dengan tatapan mata penuh selidik. Seketika Kirana melemparkan pandangan matanya ke arah lain. Dia tidak berani menatap wajah pria yang kini tengah mengamati gerak-geriknya tersebut. “Kamu menikmati sarapanmu dengan sangat lahap. Hanya itu yang aku lihat.” Sahutnya. Ali mengukir senyum lalu mengambil gelasnya untuk meneguk isinya. Kirana menjadi serba salah, dia tidak peduli lagi pria itu menilai dirinya seperti apa. Yang pasti dia tetap yakin kalau hatinya tidak semudah itu beralih pada sosok Ali Fabian. Ali sendiri, sudah sangat jelas jika pria itu memang menggunakan Kirana sebagai pion agar Larasati tidak mengatur hidupnya lagi. “Kirana-Kirana, aku tidak mengira kalau kamu benar-benar percay