Malam pun tiba dengan cepatnya. Saat ini, Adhisti masih berbaring di atas tempat tidurnya sambil menatap ke arah langit-langit dengan pikiran yang terus mengembara dan saat itu pula, semua bayangan tentang kenangan indahnya bersama ayahnya pun, datang menghampiri pikirannya saat ini. Kala itu, Adhisti sangat menyayangi ayahnya yang sejak kecil sudah menjadi ayah sekaligus ibu baginya. Bahkan ayahnya rela tidak mau menikah lagi, demi cinta dan kasih sayangnya untuk Adhisti, karena dia takut jika suatu hari nanti dia menikah lagi, akan membuat Adhisti sedih dan begitu pula mendiang almarhumah istrinya. Sehingga, sang menteri militer Arnawama sudah berjanji serta bersumpah tidak akan menikah lagi dan hanya akan fokus merawat putri tunggal dan juga mengabdi kepada kerajaan hingga akhi

