Saat mendengar suara seorang yang sosoknya belum terlihat tapi suara itu sangatlah familiar. Membuat Adhisti langsung tersenyum secara diam-diam saat mendengarnya. "Akhirnya, dia datang juga! Ckckck … Dia datang secepat ini, aku pikir dia akan datang setelah aku mendapatkan hukuman dari ibundanya. Tapi ternyata … Hah! Sudahlah! Yang penting dia sudah datang," gumam Adhisti yang kemudian segera menyembunyikan senyumannya dan dia langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi sedih saat itu juga. "Selir pertama. Aku tahu, kalau aku tidak pantas untuk mendapatkan gelar ini dan aku tahu … Hanya kamu yang pantas mendapatkan gelar sebagai permaisuri. Jadi aku … aku juga sangat tahu diri kalau aku ini …." Adhisti langsung menitikkan air matanya dan secepatnya dia berlutut di depan kedua ora

