35

1869 Kata

Pagi-pagi si iblis kecil sudah ke rumah. Awalnya kupikir dia mau ngejemput aku pagi-pagi biar nggak telat soalnya hari ini upacara. Tapi kayaknya ada gajah dibalik otaknya Damai.   "Jadi, ngapain jemput?" tanyaku sambil masang tali sepatu.   "Pacar," panggilnya dengan helaan napas berat, mengabaikan pertanyaanku.   "Apa? Mau dibuatin sarapan?" tebakku.   Si iblis kecil menggeleng pelan.   "Nggak, aku nggak biasa sarapan. Kalau mau traktir nanti aja pas istirahat." katanya yang langsung ngebuat aku berdecak pelan.   "Siapa juga yang mau traktir?" delikku sebal.   "Lah, itu tadi nawarin makan?" kata Damai polos.   "Dih, itu nebak tahu." desisku kesal.   "Jadi, ngapain kesini?" tanyaku lagi.   "Kalau misalkan nih, kita terjebak di kapal yang mau tenggelam dan hanya ada sat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN