Minggu, seharusnya ini adalah waktu bagiku untuk hibernasi, apalagi kemarin aku habis jatuh karena didorong Damai. Nyeseknya lagi si ayah yang baru pulang bawa dua bungkus gado-gado. Naasnya, dia makannya sama Damai, bukan sama aku. Aku curiga kalau di masa lalu aku ini anak pungut ayah dan Damai adalah anak kandung ayah. Sial, niatan hibernasiku itu terpaksa dibatalkan karena sahabatku, Sari, tanpa ada ombak atau angin p****g beliung datang berkunjung ke rumah tepat jam tujuh lewat sedikit. Aku yang belum mandi tetapi masih cantik aja. Jangan dinyanyiin, ini hanya sebuah frase bukan lirik lagu, hanya bisa menatap Sari yang pagi ini sudah kelihatan cantik pake banget kayaknya dia dandan. "Nas," panggilnya. "Ho?" sahutku yang masih terkagum-kagum melihat penampilannya. "Aku nggak disur

