"Aku nggak pernah berpikir untuk mencintai orang lain selain kamu. Namun, suatu saat, bila aku terpaksa harus menikah, aku harap dia orang yang memaafkan jika tahu, masih ada kamu di hatiku." Aku dan Damai baikan, tetapi nggak balikan. Senang memang melihat dia mau terang-terangan mensavage Kafi dan memelukku di depan cewek yang selama ini menjadi sumber masalah di antara kami. Namun, masalah kami nggak sesimpel itu. Sifat Damai dan aku, yang nggak sesuai, mungkin masalahnya atau usia kami yang masih muda, ego yang tinggi, ah entahlah. Aku juga belum tahu pasti. "Kenapa, Pacar? Kenapa nggak mau balikan? Cintamu sudah pudar? Ini masalahnya apa, sih?" Damai terus menanyakan pertanyaan yang sama. Namun, aku hanya mengatakan maaf berkali-kali tanpa memberikan jawaban yang memang be
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


