Pulang sekolah, Hilda dan Adam sudah menungguku. Mereka duduk berhadapan di atas mobil masing-masing yang sengaja diparkirkan berhadapan. Entah mereka memang berniat menemuiku atau cuma pengen pamer kekayaan. Sepertinya, kabar kandasnya hubunganku dan Damai sudah tersebar sampai ke sekolah lain. Aku jadi sedikit narsis, udah mirip selebritis. "Oi, Na!" Hilda dan Adam menyapaku bersamaan. Mereka saling menoleh sebentar lalu tersenyum. Baper. Sepertinya, hubungan mereka sudah ada kemajuan. Hilda maju duluan, menghampiriku. Baru kemudian Adam menyusul. "Ikut aku!" Hilda dan Adam lagi-lagi berkata bersamaan. "Jodoh, tuh," celetukku yang membuat Hilda segera mengamini. "Ngapain ke sini? Janjian?" tanyaku. Adam menggeleng. "Kami datang buat konfirmasi," jawab Hil

